NAMA :
RISKI ANTHI A.S
KELAS : 4 EB 13
NPM :
22209039
PELAPORAN
DAN PENGUNGKAPAN
1. PERKEMBANGAN PENGUNGKAPAN
Standar dan praktik pengungkapan dipengaruhi oleh
sumber-sumber keuangan, undang-undang, berhubungan dengan politik dan ekonomi,
tingkat perkembangan ekonomi, pendidikan, budaya, dan faktor-faktor lainnya.
Perbedaan nasional dalam pengungkapan umumnya didorong oleh perbedaan dalam
tata kelola perusahaan dan keuangan. Di Amerika serikat, Inggris dan
Negara-negara Anglo Amerika lainnya, pasar ekuitas menyediakan kebanyakan
pendanaan yang dibutuhkan perusahaan sehingga menjadi sangat maju. Sedangkan
dikebanyakan Negara-negara lain (seperti Prancis, Jepang dan beberapa Negara
pasar yang beerkembang) kepemilikan saham masih sangat terkonsentrasi dan bank
(dan atau pemilik keluarga) secara tradisional menjadi sumber utama pembiayaan
perusahaan. Bank-bank mendapat banyak informasi mengenai posisi keuangan dan
aktivitas perusahaan. Pengungkapan public tidak terlalu maju di pasar-pasar ini
dan perbedaan besar dalam jumlah informasi yang diberikan kepada pemegang saham
dan kreditor dengan yang diberikan kepada publik masih diperbolehkan. Beberapa
studi menunjukkan bahwa pengungkapan dilakukan secara sukarela oleh manajer.
Manfaat dari peningkatan pengungkapan adalah biaya transaksi yang lebih rendah
dalam memperdagangkan surat berharga yang dikeluarkan perusahaan, minat para
analis keuangan dan investor terhadap perusahaan yang semakin besar, likuiditas
saham yang meningkat, dan biaya modal yang lebih rendah. Manajer cenderung
menunda pengungkapan berita yang negative, mengelola laporan keuangan untuk
lebih menunjukkan wajah positif perusahaan dan menilai lebih kinerja dan
prospek keungan perusahaannya. Namun, sejumlah aturan dan peran auditor memastikan
bahwa manajer menerapkan kebijakan akuntansi yang memadai dan memberikan
pengungkapan yang diwajibkan tepat waktu.
2.
KONSEP-KONSEP PENGUNGKAPAN
·
Pengungkapan Cukup
Pengungkapan cukup adalah
pengungkapan yang di wajibkan oleh standar akuntansi yang berlaku.
·
Pengungkapan Wajar
Pengungkapan wajar merupakan
konsep yang bersifat lebih positif, pengungkapan yang wajar merupakan tujuan
etis agar dapat memberikan perlakuan yang sama dan bersifat umum bagi semua
pemakai laporan keuangan
·
Pengungkapan Penuh
3.
KEBUTUHAN
PENGATURAN PENGUNGKAPAN
Frost dan Lang membahas dua objek
investor berorientasi pasar, yaitu:
·
Proteksi Investor
Investor dijamin dengan informasi dan dilindungi dengan
pelaksanaan dan pengawasan peraturan pasar.
·
Kualitas Pasar
Pasar adalah adil, tersusun, efisien, dan bebas dari
penyalahgunaan dan perbuatan jahat.
Frost dan Lang juga mengulas empat prinsip pada investor
yang berorientasi pasar yang harus dijalankan, yaitu:
1) Keefektifan biaya.
2) Fleksibilitas dan kebebasan
pasar.
3) Laporan keuangan transparan
dan pengungkapan menyeluruh.
4) Perlakuan setara perusahaan
domestic dan asing.
4.
PENGUNGKAPAN SUKARELA
Beberapa
studi menunjukkan bahwa manajer memiliki dorongan untuk mengungkapkan informasi
mengenai kinerja perusahaan saat ini dan saat mendatang secara sukarela. Dalam
laporan terakhir, Badan Standar Akuntansi Keuangan (FASB) menjelaskan sebuah
proyek FASB mengenai pelaporan bisnis yang mendukung pandangan bahwa perusahaan
akan mendapatkan manfaat pasar modal dengan meningkatkan pengungkapan
sukarelanya. Laporan ini berisi tentang bagaimana perusahaan dapat
menggambarkan dan menjelaskan potensi investasinya kepada para investor.
Sejumlah
aturan, seperti aturan akuntansi dan pengungkapan, dan pengesahan oleh pihak
ketiga (seperti auditing) dapat memperbaiki berfungsinya pasar. Aturan
akuntansi mencoba mengurangi kemampuan manjer dalam mencatat
transaksi-transaksi ekonomi dengan carayang tidak mewakili kepentingan terbaik
pemegang saham. Aturan pengungkapan menetapkan ketentuan-ketentuan untuk
memastikan bahwa para pemegang saham menerima informasi yang tepat waktu,
lengkap dan akurat.
5.
KETENTUAN PENGUNKAPAN WAJIB
Bursa efek
dan badan regulator pemerintah umumnya mengharuskan perusahaan perusahaan asing
yang mencatatkan saham untuk memberi informasi keuangan dan informasi non
keuangan yang sama dengan yang diharuskan kepada perusahaan domestik. Setiap
informasi yang diumumkan, yang dibagikan kepada para pemegang saham atau yang
dilaporkan kepada badan regulator di pasar domestik. Namun demikian, kebanyakan
negara tidak mengawasi atau menegakkan pelaksanaan ketentuan ”kesesuaian
pengungkapan antar wilayah (yuridiksi).”
Perlindungan
terhadap pemegang saham berbeda antara satu negara dengan negara lain.
Negara-negara Anglo Amerika seperti Kanada, Inggris, dan Amerika Serikat
memberikan perlindungan kepada pemegang saham yang ditegakkan secara luas dan
ketat. Sebaliknya, perlindungan kepada para pemegang saham kurang mendapat
perhatian di beberapa negara lain seperti Cina contohnya, yang melarang insider
trading (perdagangan yang melibatkan kalangan dalam) sedangkan penegakan hukum
yang lemah membuat penegakan aturan ini hampir tidak ada.
6.
PENDEKATAN PENGUNGKAPAN
1. Translasi
Memberikan penampilan
internasional kepada laporan primer dan memberikan keuntungan dari sisi
hubungan masayarakat
2. Informasi
Khusus
Mengupayakan untuk menjelaskan
kepada pembaca asing mengenai standar akuntansi tertentu yang mendasari
penyusunan laporan keuangan.
3. Restatement
Melakukan estimasi terhadap
beberapa besar penyesuaian laba yang terjadi seandainya GAAP dengan non negara
asal yang dipakai dengan hasil akhir angka laba EPS yang konsisten.
4. Laporan
primer-sekunder
Laporan primer sesuai dengan
standar nasional sedangkan laporan sekunder sesuai dengan standar negara yang
di tuju.
7. PRAKTIK PELAPORAN DAN PENGUNGKAPAN
Apa
yang sebenarnya ingin diungkapkan oleh perusahaan di seluruh dunia dalam
laporan keuangan mereka? Praktik pengungkapan dalam laporan tahunan
mencerminkan respons manajer terhadap ketentuan pengungkapan yang dikeluarkan
oleh badan regulator dan insentif yang mereka dapatkan jika menyediakan
informasi kepada pengguna laporan keuangan secara sukarela. Apabila aturan
pengungkapan tidak diwajibkan maka, pengungkapan yang diharuskan tersebut
menjadi sukarela, karena manajer perusahaan tidak akan mematuhi aturan
pengungkapan jika kepatuhan itu menimbulkan biaya yang lebih besar dibandingkan
dengan perkiraan biaya ketidakpatuhan. Oleh karena itu, sangat penting untuk
membedakan dengan jelas pengungkapan yang “diwajibkan” dan pengungkapan yang
secara nyata dilakukan.
·
Pengungkapan
Informasi Progresif
Pengungkapan
informasi progresif adalah pertimbangan tinggi yang relevan di dalam kesetaraan
pasar dunia. Pengungkapan informasi yang melihat masa depan dianggap sangat
relevan dalam pasar ekuitas di sekuruh dunia. Informasi yang melihat masa depan
mencakup ramalan pendapatan, laba rugi per saham, pengeluaran modal dan pos
keuangan lainnya, informasi prospektif mengenai kinerja atau posisi ekonomi
masa depan yang tidak terlalu pasti bila dibandingkan dengan proyeksi pos
periode fiscal dan proyeksi jumlah, dan laporan rencana manajemen dan tujuan
operasi di masa depan
·
Pengungkapan
Segmen
Investor
dan analisis menuntut informasi hasil perusahaan industri dan segmen geografis
usaha dan keuangan signifikan dan berkembang. Pengungkapan segmen membantu para
pengguna laporan keuangan untuk memahami secara lebih baik bagaimana
bagian-bagian dalam sutu perusahaan berpengaruh terhadap keseluruhan
perusahaan.
·
Pelaporan
Pertanggungjawaban Sosial
Laporan
pertanggungjawaban sosial mengacu pada pengukuran dan komunikasi informasi
tentang pengaruh perusahaan terhadap kemakmuran pegawai, komunitas sosial dan
lingkungan.
·
Pengungkapan
Khusus bagi Pengguna Laporan Keuangan Non-Domestik dan Prinsip Akuntansi yang
Digunakan
Pelaporan
keuangan juga bukan hanya untuk mengakomodasi pengguna domestic, melainkan juga
pengguna non domestic terutama pada perusahaan multinasional.
·
Pengungkapan
Pengelolaan Perusahaan
Pengelolaan
perusahaan adalah sistem dimana perusahaan diarahkan dan dikendalikan. Diantara
permasalahan pengelolaan perusahaan adalah hak dan perlakuan pemegang saham,
pertanggungjawaban direksi, pengungkapan dan transparansi, dan peran pemegang
saham.
·
Pengungkapan
dan Laporan Bisnis di Internet
Pengungkapan
dan pelaporan bisnis juga dapat dilakukan melalui internet, dimana semua pihak
yang berkepentingan dapat mengakses informasi keuangan. Dengan menggunakan
internet, investor juga dapat melakukan transaksi perdagangan dan membuat
keputusan investasi dengan satu klik.
·
Pengungkapan Laporan Tahunan di
Negara Pasar Berkembang
Pengungkapan laporan tahunan perusahaan di negara-negara pasar
berkembang secara umum kurang ekstensif dan kurang kredibel dibandingkan dengan
pelaporan perusahaan di negara-negara maju. Sebagai contoh, pengungkapan yang
tidak cukup dan yang menyesatkan dan perlindungan konsumen yang terabaikan
disebut-sebut sebagai penyebab krisis keuangan Asia Timur di tahun 1997. Tingkat pengungkapan yang rendah di negara-negara pasar berkembang
tersebut konsisten dengan sistem tata kelola perusahaan dan keuangan di
negara-negara itu. Pasar ekuitas tidak terlalu berkembang, bank dan pihak
internal seperti kelompok keluarga menyalurkan kebanyakan kebutuhan pendanaan
dan secara umum tidak terlalu banyak adanya kebutuhan akan pengungkapan publik
yang kredibel dan tepat waktu, bila dibandingkan dengan perekonomian yang lebih
maju.
8. IMPLIKASI BAGI PENGGUNA LAPORAN KEUANGAN MANAJER
Para
pengguna laporan keuangan harusnya dapat menduga perbedaan yan besar dalam
tingkat pengungkapan dan praktik pelaporan keuangan. Meskipun para manajer dari
banyak perusahaan terus – menerus sangat dipengaruhi oleh biaya pengungkapan
informasi yang bersifat wajib, tingkat pengungkapan wajib maupun sukarela
semakin meningkat di seluruh dunia. Manajer di Negara-negara yang secara
tradisional memiliki pengungkapan rendah harus mempertimbangkan apakah
menerapkan kebijakan peningkatan pengungkapan dapat memberikan manfaat dalam
jumlah yang signifikan bagi perusahaan mereka. Lagi pula, para manajer yang
memutuskan untuk memberikan pengungkapan lebih banyak dalam bidang-bidang yang
dipandang penting oleh para investor dan analis keuangan, seperti pengungkapan segmen
dan rekonsiliasi, dapat memperoleh keunggulan kompetitif dari perusahaan lain
yang memiliki kebijakan pengungkapan yang ketat. Studi lebih lanjut mengenai
biaya dan manfaat peningkatan pengungkapan dalam ruang lingkup internasional
dapat memberikan bukti penting dalam hal ini.
1.
ALASAN TRANSLASI MATA UANG ASING
Translasi mata uang asing adalah
proses pelaporan informasi keuangan dari satu mata uang ke mata uang lainnya. Translasi
mata uang asing dilakukan untuk mempersiapkan laporan keuangan gabungan yang
memberikan laporan pada pembaca informasi mengenai operasional perusahaan
secara global, dengan memperhitungkan laporan keuangan mata uang asing dari
anak perusahaan terhadap mata uang asing induk perusahaan.
Tiga alasan
tambahan dilakukannya translasi mata uang asing, yaitu:
1.
mencatat
transaksi mata uang asing;
2.
memperhitungkan
efeknya perusahaan terhadap translasi mata uang; dan
3.
berkomunikasi
dengan peminat saham asing.
2.
LATAR BELAKANG DAN TERMINOLOGI
Transaksi mata
uang bisa terjadi langsung di pasar spot, pasar forward, atau pasar swap.
·
Kurs
pasar spot dipengaruhi berbagai faktor, termasuk juga perbedaan tingkat inflasi
antar negara, perbedaan pada saham nasional, dan ekspektasi mengenai arah
tingkat mata uang selanjutnya. Kurs ini bersifat langsung atau tidak langsung.
·
Kurs
pada pasar forward adalah persetujuan untuk mentranslasikan sejumlah mata uang
yang telah ditetapkan untuk masa yang akan datang. Transaksi pada pasar
forward mendapatkan potongan atau premi dari pasar spot, atau sebagai tingkat
palsu pasar forward.
·
Transaksi
kurs swap melibatkan pembelian spot dan penjualan forward yang simultan, atau
penjualan spot dan pembelian forward mata uang.
3.
EFEK LAPORAN KEUANGAN TERHADAP KURS ALTERNATIF
TRANSLASI MATA UANG ASING
Tiga kurs
translasi yang digunakan untuk mentranslasikan neraca mata uang asing terhadap
mata uang domestic, yaitu:
·
Kurs
saat ini; kurs yang berlaku pada tanggal laporan keuangan.
·
Kurs
historis; translasi mata uang yang berlaku saat asset dengan mata uang pertama
kali didapatkan atau saat kewajiban dengan mata uang asing pertama kali muncul.
·
Kurs
rata-rata; nilai rata-rata biasa atau dengan pembobotan baik pada kurs historis
atau saat ini.
4.
TRANSAKSI MATA UANG ASING
Kriteria
Mata Uang Fungsional
Faktor Ekonomi
|
Mata Uang
Lokal sebagai Mata Uang Fungsional
|
Mata Uang
Induk Perusahaan sebagai Mata Uang Fungsional
|
Arus Kas
|
Menggunakan
mata uang local dan tidak berpengaruh terhadap arus kas
|
Berpengaruh
secara langsung terhadap arus kas dan dikembalikan ke induk perusahaan
|
Harga Jual
|
Sangat tidak
peduli dengan tingkat perubahan nilai tukar dan diatur oleh kompetisi local
|
Responsif
terhadap perubahan nilai tukar dan dilakukan oleh kompetisi internasional
|
Harga Pasar
|
Kebanyakan
pada negara adidaya dan menggunakan mata uang local
|
Kebanyakan
pada negara induk dan menggunakan mata uang negara induk
|
Anggaran Biaya
|
Sering terjadi
pada daerah local
|
Sangat
berkaitan dengan faktor produktif yang diberikan dari induk perusahaan
|
Keuangan
|
Menggunakan mata
uang local dan dilayani oleh operasional local
|
Diberikan oleh
induk perusahaan atau bergantung pada induk perusahaan agar memenuhi
kewajiban jangka panjang
|
Internal
Perusahaan
|
Jarang, tidak
ekstensif
|
Sering kali
dan transaksi yang ekstensif
|
Transaksi ada
dua 2 yaitu :
·
Perspektif Transaksi Tunggal
Pada transaksi
tunggal, penyesuaian nilai tukar (baik stabil atau tidak) dimasukkan sebagai
penyesuaian terhadap pembukuan transaksi awal dengan alasan bahwa transaksi dan
perjanjiannya merupakan kejadian tunggal.
·
Perspektif Transaksi Ganda
Pada perspektif
transaksi ganda, penerimaan piutang mempertimbangkan kejadian yang terpisah
dari penjualan yang memberikan tambahan pendapatan.
FAS No. 52 pernyataan standar akuntansi untuk mata uang
asing yang wajib diterapkan di AS mengharuskan perlakuan berikut ini untuk
transaksi mata uang asing:
1.
Pada tanggal suatu transaksi diakui,
setiap aktiva, kewajiban, pendapatan, beban, keuntungan dan kerugian yang
terjadi dari suatu transaksi harus diukur dan dicatat dalam mata uang
fungsional perusahaan yang melakukan pencatatan dengan menggunakan kurs nilai
tukar yang berlaku pada tanggal tersebut.
2.
Pada setiap tanggal neraca,
saldo-saldo tercatat yang berdenominasi dalam suatu mata uang selain mata uang
fungsional perusahaan yang melakukan pencatatan harus disesuaikan untuk
mencerminkan kurs nilai tukar terkini.
5.
TRANSLASI MATA UANG ASING
·
Metode
Nilai Tukar Tunggal
·
Metode
Nilai Tukar Ganda
o Metode Current-Noncurrent
o Metode
Moneter-Nonmoneter
o Metode Kurs
Sementara
6.
KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN TRANSLASI MATA UANG ASING
Pendekatan
akuntansi untuk penyesuaian translasi mata uang asing, yaitu:
1)
Penangguhan
2)
Penangguhan dan Amortisasi
3)
Penangguhan Sebagian
4)
Tidak Ada Penangguhan
7.
PENGEMBANGAN AKUNTANSI TRANSLASI MATA UANG ASING
Beberapa
perspektif historis tentang akuntansi translasi mata uang asing di Negara
Amerika, sebagai berikut:
1)
Pra-1965
Praktik
translasi mata uang asing masih dipandu oleh BAB 12 dari Accounting Research
Bulletin No. 43.
2)
1965-1975
Translasi
mata uang asing seluruh pembayaran dan penerimaan mata uang asing pada kurs
saat ini diperbolehkan setelah Accounting Principles Board Opinion No. 6 dikeluarkan
pada tahun 1965.
3)
1975-1981
FASB
mengeluarkan FAS No. 8 pada tahun 1975.
4)
1981-Sekarang
FASB
mengeluarkan Satetement of Financial Accounting Standards No. 52 pada tahun
1981.
8.
GAMBARAN STANDAR NO. 52/STANDAR AKUNTANSI
INTERNATIONAL 21
·
Translasi
saat Mata Uang Lokal adalah Mata Uang Fungsional
Prosedur kurs
saat ini yang digunakan adalah:
1)
Seluruh asset dan kewajiban asing yang ditranslasikan terhadap dolar
menggunakan nilai tukar yang berlaku pada tanggal neraca; akun modal ditranslasikan
pada kurs historis.
2)
Pendapatan dan beban ditranslasikan menggunakan nilai tukar yang berlaku pada
waktu transaksi, walaupun nilai tukar rata-rata tambahan dapat digunakan untuk
kelayakan.
3)
Keuntungan dan kerugian dilaporkan dalam komponen ekuitas gabungan pemegang
saham yang terpisah. Penyesuaian nilai tukar tersebut tidak dimasukkan ke dalam
laporan laba-rugi hingga operasional luar negeri telah terjual atau investasi
telah diputuskan tidak bernilai.
·
Translasi
saat Mata Uang Induk Perusahaan adalah Mata Uang Fungsional
1)
Aset dan kewajiban serta nonmoneter bernilai pada harga pasar saat itu
ditranslasikan menggunakan nilai tukar yang berlaku pada saat laporan keuangan;
item nonmoneter lainnya dan modal ditranslasikan pada kurs historis.
2)
Pendapatan dan beban ditranslasikan menggunakan nilai tukar rata-rata untuk
periode kecuali item yang berhubungan dengan item nonmoneter (contoh: biaya
penjualan dan beban depresiasi), yang ditranslasikan menggunakan kurs historis.
3)
Keuntungan dan kerugian translasi mata uang asing direfleksikan dalam
pendapatan lancar.
·
Translasi
saat Mata Uang Asing adalah Mata Uang Fungsional
Usaha gabungan
asing mungkin akan tetap mencatat pembukuannya dalam satu mata uang asing saat
mata uang fungsionalnya adalah mata uang asing lain. Dalam situasi ini, laporan
keuangan akan dihitung ulang dari mata uang local ke dalam mata uang fungsional
(metode kurs sementara) lalu ditranslasikan ke dalam dolar AS menggunakan
metode kurs saat ini.
9.
PERMASALAHAN PERHITUNGAN
·
Perspektif
Laporan
·
Harga
Perolehan
·
Konsep
Pendapatan
·
Laba
Terkelola
10. TRANSLASI MATA
UANG ASING DAN INFLASI
Hubungan
terbalik antara tingkat inflasi sebuah negara dengan nilai eksternal mata
uangnya telah ditunjukkan secara empiris. Sehingga penggunaan kurs saat ini
untuk mentranslasikan biaya asset nonmoneter yang bertempat dalam kondisi yang
cenderung berinflasi akan menghasilkan padanannya mata uang domestic jauh di
bawah nilai aslinya
PELAPORAN
KEUANGAN DAN PERUBAHAN HARGA
1.
PENDAHULUAN
Fluktuasi nilai mata uang dan
perubahan dalam harga uang atas barang dan jasa merupakan karakteristik yang
tak terpisahkan dalam bisnis internasional. Untuk memahami istilah perubahan
harga (changing prices), kita harus membedakan antara pergerakan harga umum dan
pergerakan harga spesifik, yang keduanya termasuk dalam istilah perubahan harga
itu. Suatu perubahan harga umum terjadi apabila secara rata-rata harga seluruh
barang dan jasa dalam suatu perekonomian mengalami perubahan. Kenaikan harga
secara keseluruhan disebut sebagai inflasi (inflation), sedangkan penurunan
harga disebut sebagai deflasi (deflation).
Menurut John F. Boschen dan
Charles L. Weise dalam Journal of Money, Credit, and Banking (juni 2003)
Bukti menunjukkan bahwa kebijakan moneter dan fiskal yang agresif yang
dirancang untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi yang tinggi, pengeluaran
yang berlebihan akibat pemilihan umum nasional, dan pengaruh inflasi
internasional merupakan penjelasan atas penyebab timbulnya inflasi. Namun
demikian permasalahannya tidaklah sesederhana itu. Perubahan harga spesifik
mengacu pada perubahan dalam harga barang atau jasa tertentu yang disebabkan
oleh perubahan dalam permintaan dan penawaran. Kehancuran sosial dan politik
yang ditimbulkan oleh rangkaian periode hiperinflasi (ketika laju inflasi
meningkat lebih dari 50 % tiap bulannya) terdokumentasi dengan baik dan hal ini
menjelaskan mengapa tingkat harga yang stabil menjadi prioritas nasional bagi
banyak negara di dunia, kalangan usaha juga merasakan pengaruh inflasi pada
saat harga factor produksi meningkat. Meskipun perubahan harga terjadi
diseluruh dunia, pengaruh terhadap pelaporan bisnis dan keuangan berbeda-beda
dari satu negara ke negara lain.
2. LAPORAN KEUANGAN MEMILIKI POTENSI UNTUK MENYESATKAN SELAMA
PERIODE PERUBAHAN HARGA
Selama
periode inflasi, nilai aktiva yang dicatat sebesar biaya akuisisi awalnya
jarang mencerminkan nilai terkininya (yang lebih tinggi). Ketidak akuratan
pengukuran ini mendistorsi:
·
proyeksi keuangan yang didasarkan
pada data seri waktu historis
·
anggaran yang menjadi dasar
pengukuran kinerja
·
data kinerja yang tidak dapat
mengisolasi pengaruh inflasi yang tidak dapat dikendalikan.
Laba
yang dinilai lebih pada gilirannya akan menyebabkan :
1.
Kenaikan dalam proporsi pajak
2.
Permintaan dividen lebih
banyak dari pemegang saham
3.
Permintaan gaji dan upah yang lebih
tinggi dari para pekerja
4.
Tindakan yang merugikan dari negara
tuan rumah (seperti pengenaan pajak keuntungan yang sangat besar).
Kegagalan
untuk menyesuaikan data keuangan perusahaan terhadap perubahan dalam daya beli
unit moneter juga menimbulkan kesulitan bagi pembaca laporan keuangan untuk
menginterpretasikan dan membandingkan kinerja operasi perusahaan yang
dilaporkan. Dalam periode inflasi, pendapatan umumnya dinyatakan dalam mata
uang dengan daya beli umum yang lebih rendah (yaitu daya beli periode kini),
yang kemudian diterapkan terhadap beban terkait. Prosedur akuntansi yang
konvesional juga mengabaikan keuntungan dan kerugian daya beli yang timbul dari
kepemilikan kas (ekuivalennya) selama periode inflasi.
Oleh
karena itu, mengakui pengaruh inflasi secara eksplisit berguna dilakukan karena
:
1.
Pengaruh perubahan harga sebagian
bergantung pada transaksi dan keadaan yang dihadapi suatu perusahaan.
2.
Mengelola masalah yang ditimbulkan
oleh perubahan harga bergantung pada pemahaman yang akurat atas masalah
tersebut.
3.
Laporan dari para manajer mengenai
permasalahan yang disebabkan oleh perubahan harga lebih mudah dipercaya apabila
kalangan usaha menerbitkan informasi keuangan yang membahas masalah-masalah
tersebut.
Meskipun
laju inflasi melambat, akuntansi perubahan harga tetap berguna karena efek
kumulatif inflasi yang rendah dalam beberapa waktu dapat menjadi signifikan.
3. JENIS PENYESUAIAN INFLASI
Seri
statistik yang mengukur perubahan baik dalam harga umum maupun harga spesifik
pada umumnya tidak bergerak secara pararel. Setiap jenis perubahan harga
memiliki pengaruh yang berbeda terhadap ukuran-ukuran posisi keuangan dan
kinerja operasi suatu perusahaan dan ditimbulkan oleh adanya tujuan-tujuan
berbeda yang tersembunyi.
a.
Penyesuaian Tingkat Harga Umum
Jumlah mata uang yang disesuaikan terhadap perubahan tingkat
harga umum (daya beli) disebut sebagai mata uang konstan biaya histories atau
ekuivalen daya beli umum. Jumlah mata uang yang belum disesuaikan sedemikian
rupa disebut sebagai jumlah nominal. Sebagai contoh, selama periode kenaikan
harga, aktiva berumur panjang yang dilaporkan didalam neraca sebesar biaya
akuisisi awalnya dinyatakan dalam mata uang nominal. Apabila biaya historisnya
tersebut dialokasikan terhadap laba periode kini, pendapatan, yang mencerminkan
daya beli kini, ditandingkan dengan biaya yang mencerminkan daya beli (yang
lebih tinggi) dari periode terdahulu saat aktiva tersebut dibeli.
b.
Penyesuaian Biaya Kini
Model biaya kini berbeda dengan akuntansi yang konvesional
dalam dua aspek utama. Pertama, aktiva tetap dinilai berdasarkan biaya kini dan
bukan biaya historis. Kedua, laba adalah jumlah sumber daya yang dapat
didistribusikan oleh perusahaan dalam suatu periode (tanpa memperhitungkan
komponen pajak), namun tetap dapat mempertahankan kapasitas produktif atau
modal fisik perusahaan. Satu cara untuk mempertahankan modal adalah dengan
menyesuaikan posisi aktiva bersih awal perusahaan (yang menggunakan indeks
harga spesifik yang tepat atau penentuan harga langsung) untuk mencerminkan
perubahan dalam ekuivalen biaya kini aktiva selama periode berjalan.
4. SUDUT PANDANG INTERNASIONAL TERHADAP AKUNTANSI INFLASI
Beberapa
Negara telah mencoba akuntansi inflasi yang berbeda-beda. Praktik actual juga
mencerminkan pertimbangan pragmitis seperti parahnya laju inflasi nasional dan
pandangan yang pihak-pihak yang secara langsung dipengaruhi oleh angka-angka
akuntansi inflasi. Mengamati beberapa metode akuntansi inflasi yang berbeda
sangat bermanfaat pada saat menilai kondisi paling muktahir saat ini.
·
Negara
Amerika Serikat
Pada
tahun 1979, FASB mengeluarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan / SFAS
No.33, yang berjudul “ Pelaporan Keuangan dan Perubahan Nilai” pernyataan ini
mengharuskan perusahaan-perusahaan AS yang memiliki persedian dan aktifa tetap
bernilai lebih dari $125 juta atau aktiva lebih dari $1 miliyar, untuk selama 5
tahun mencoba melakukan pengungkapan daya beli konstan biaya historis sebagai
kerangka dasar pengukuran dasar untuk laporan keuangan utama.
Banyak
pengguna dan penyusun informasi keuangan yang telah sesuai dengan SFAS No.33
menemukan bahwa :
1.
Pengungkapan ganda yang diwajibkan
FASB membingungkan.
2.
Biaya penyusunan pengungkapan ganda
ini terlalu besar.
3.
Pengungkapan daya beli biaya
historis tidak terlalu bermanfaat bila dibandingkan dengan biaya kini. Akhirnya
diterbitkan SFAS N0.88 untuk membantu perusahaan yang melaporkan pengaruh
pernyataan atas harga yang berubah dan menjadi titik awal standar akuntansi
inflasi masa depan.
Perusahaan
pelapor didorong untuk mengungkapkan informasi berikut untuk masing-masing dari
5 tahun terakhir :
1.
Penjualan bersih dan pendapatan
operasi lainya.
2.
Laba dari opersi yang berjalan
berdasarkan dasar biaya kini.
3.
Kenaikan atau penurunan dalam biaya
kini atau jumlah yang dapat dipulihkan.
4.
Setiap agregrat penyesuaian
translasi mata uang asing berdasarkan biaya kini, yang timbul dari proses
konsolidasi.
5.
Aktiva bersih pada akhir tahun
menurun dasar biaya kini.
6.
Laba per saham menurut dasar biaya
kini
7.
Deviden per saham biasa
8.
Harga pasar akhir tahun perlembar
saham biasa
9.
Tingkat indeks Harga Konsumen yang
digunakan untuk mengukur laba dari opersi berjalan.
Panduan
pengungkapan SFAS No.88 juga mencakup operasi luar negeri yang dimasukkan dalam
laporan konsolidasi induk perusahaan dari AS perusahaan yang ,engadopsi dolar
sebagai mata uang fungsional untuk mengukur operasi luar negerinya memandang
operasi-operasi dari sudut pandang mata uang induk perusahaan.Akibatnya
akun-akun operasi harus ditranslasi ke dalam dolar, kemudian disesuaikan dengan
inflasi AS. Perusahaan multinasional yang mengadopsi mata uang local sebagai
mata uang fungsional untuk kebanyakan operasi luar negerinya menggunakan sudut
pandang mata uang local. FASB memperbolehkan perusahaan tersebut untuk
mengunakan metode translasi sajikan ulang atau menyesuaikan diri terhadap
inflasi luar negeri dan kemudian melakukan translasi kedalam dolar AS. Dengan
demikian, penyesuai terhadap data biaya kini untuk mencerminkan inflasi dapat
didasarkan pada indeks tingkat harga umum AS atau luar negeri.
·
Negara
Inggris
Komite
Standar Akuntansi Inggris / ACS menerbitkan “Pernyataan Standar Praktik
Akuntansi 16 / SSAP, “Akuntansi Biaya Kini” untuk masa percobaan 3 tahun pada
bulan maret 1980. Meskipun SSAP 16 dibatalkan pada tahun 1988, metodologinya direkomendasikan
untuk perusahaan-perusahaan yang secara sukarela melaporkan akun-akunnya yang
disesuaikan terhadap inflasi. Perbedaan SSAP 16 dengan SFAS 33 adalah:
1.
Apabila standar AS mengharuskan
akuntansi biaya konstan dan kini, SSAP 16 hanya mengadopsi metode biaya kini
untuk pelaporan eksternal.
2.
Apabila penyesuaian inflasi AS
berpusat pada laporan laba rugi, laporan biaya kini di Inggris mengwajibkan
baik laporan laba rugi dan neraca biaya kini, beserta catatan penjelas.
Standar
di Inggris memperbolehkan 3 pilihan pelaporan :
1.
Menyajikan akun-akun biaya kini
sebagai laporan keuangan dasar dengan akun-akun pelengkap biaya historis.
2.
Menyajikan akun-akun biaya historis
sebagai laporan keuangan dasar dengan akun-akun pelengkap biaya kini.
3.
Menyajikan akun-akun biaya kini
sebagai satu-satuny akun yang dilengkanpi dengan informasi biaya historis yang
memadai.
Dengan
perlakuan keuntungan dan kerugian yang terkait dengan pos-pos moneter, FAS 33
menharuskan pengungkapan terpisah untuk tiap-tiap angka. SSAP 16 mengaharuskan
dua angka yang keduanya mencerminkan pengaruh perubahan harga spesifik, yaitu:
a.
Penyesuaian modal kerja moneter (
Monetary Working Capital Adjustment) / MWCA Mengakui pengaruh perubahan harga
khusus terhadap total jumlah modal kerja yang digunakan oleh perusahaan dalam
operasinya.
b.
Mekanisme Penyesuaian Memungkinkan
pengaruh perubahan harga spesifik terhadap aktiva nonmoneter perusahaan.
·
Negara
Brasil
Walaupun
tidak lagi diwajibkan akuntansi inflasi yang direkomendasikan di Brasil hari
ini mencerminkan 2 kelompok pilihan pelaporan –Hukum Perusahaan Brasil dan
Komisi Pengawasan Pasar Modal Brasil. Penyesuaian inflasi yang sesuai dengan
hukum perusahaan menyajikan ulang akun-akun aktiva permanen dan ekuitas pemegang
saham dengan menggunakan indeks harga yang diakui oleh pemerintah federal untuk
mengukur devaluasi mata uang local. Penyesuaian inflasi terhadap aktiva
permanen dan ekuitas pemegang saham disajikan bersih terhadap jumlah lebih yang
diungkapkan secara terpisah dalam laba kini sebagai keuntungan atau kerugian
koreksi moneter. Penyesuaian tingkat harga terhadap ekuitas pemegang saham
merupakan jumlah investasi pemegang saham pada awalperiode yang harus tumbuh
agar tidak tertingla dengan laju inflasi. Penyesuaian aktiva permanen yang
lebih kecil daripada penyesuaian ekuitas menyebabkan kerugian daya beli yang
mencerminkan resiko yang dihadapi perusahan terhadap aktiva moneter bersihnya.
5. BADAN STANDAR AKUNTANSI INTERNASIONAL
Secara
khusus laporan keuangan suatu perusahaan yang melakukan pelaporan dalam mata
uang perekonomian hiperinflasi, apakah didasarkan pada kerangka penilaian biaya
historis atau biaya kini, harus disajikan ulang sesuai dengan daya beli konstan
pada tanggal neraca. Aturan ini juga berlaku untuk angka terkait dalam periode
sebelumnya. Keuntungan atau kerugian daya beli yang terkait dengan posisi
kewajiban atau aktiva moneter bersih dimasukan kedalam laba kini. Perusahaan
yang melakukan pelaporan juga harus mengungkapkan :
1.
Fakta bahwa penyajian ulang untuk
perubahan dalam daya beli unit pengukuran telah dilakukan.
2.
Kerangka dasar penilaian aktiva yang
digunakan dalam laporan keuangan utama yaitu penilaian biaya historis atau
biaya kini.
3.
Identitas dan tingkat indeks harga pada
tanggal neraca, beserta dengan perubahannya selama periode pelaporan.
4.
Keuntungan atau kerugian moneter
bersih selama periode tersebut.
6. ISU-ISU MENGENAI INFLASI
Terdapat
4 isu akuntansi inflasi diantaranya :
1.
Apakah dolar konstan atau biaya kini
yang lebih baik mengukur pengaruh inflasi.
2.
Perlakuan akuntansi terhadap
keuntungan dan kerugian inflasi.
3.
Akuntansi inflasi luar negeri.
4.
Menghindari fenomena kejatuhan
ganda.
7. KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN INFLASI
Perlakuan
keuntungan dan kerugian pos-pos moneter (yaitu kas, piutang, dan utang)
tergolong kontroversial. Penelitian kami terhadap praktik di berbagai negara
mengungkapkan perbedaan yang penting dalam hal ini. Di Amerika, keuntungan atau
kerugian pos-pos moneter ditentukan dengan menyajikan ulang dalam dolar
konstan, saldo awal dan saldo akhir. Serta transaksi dalam, seluruh aktiva dan
kewajiban moneter (termasuk utang jangka panjang), angka yang dihasilkan
diungkapkan sebagai saldo terpisah. Perlakuan ini memandang keuntungan dan
kerugian pos-pos moneter sebagai hal yang berbeda dari jenis pendapatan yang
lain.
8. KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN KEPEMILIKAN
Akuntansi
untuk biaya kini membagi total laba menjadi 2 bagian :
1.
Laba operasi (perbedaan antara
pendapatan kini dan biaya kini sumber daya yang dikonsumsi).
2.
Keuntungan yang belum direalisasi
yang imbul dari kepemilikan aktiva nonmoneter dengan nilai pengganti yang
meningkat bersamaan dengan inflasi.
Kenaikan
dalam biaya penggantian aktiva operasi yaitu proyeksi arus keluar yang lebih
tinggi untuk mengganti peralatan, bukanlah suatu keuntungan baik itu
direalisasikan atau tidak. Apabila laba berbasis biaya kini mengukur perkiraan
kekayaan perusahaan yang dapat digunakan, maka perubahan biaya kini persediaan,
aktiva tetap dan aktiva operasi lainnya merupakan revaluasi equitas pemilik
yang merupakan bagian dari laba yang harus disimpan oleh perusahaan untuk
mempertahankan modal fisiknya.
9. AKUNTANSI UNTUK INFLASI DILUAR NEGERI
Para
investor memberi perhatian terhadap potensi perusahaan untuk menghasilkan
deviden, karena nilai investasi mereka sangat tergantung pada deviden dimasa
depan. Potensi suatu perusahaan untuk menghasilkan deviden berkaitan langsung
dengan kapasitasnya untuk memproduksi barang dan jasa. Jika suatu perusahaan
mempertahankan kapasitas produksinya, baru ada suatu deviden masa depan yang
dapat dipertimbangkan. Menyajikan ulang akun-akun perusahan luar negeri dan
domestik menjadi ekuivalen harga kini akan menghasilkan informasi yang relevan
dengan keputusan. Informasi ini memberikan kesempatan kepada investor untuk
memperoleh informasi sebanyak mungkin yang menyangkut deviden dimasa depan.
Jauh lebih mudah untuk membandingkan dan mengevaluasi hasil konsolidasi seluruh
perusahaan daripada yang dilakukan dewasa ini.
10. MENGHINDARI KEJATUHAN GANDA
Ukuran
penyesuaian yang terjadi untuk menghapuskan kejatuhan ganda tergantung pada
kurs dan perbedaan inflasi dan berhubungan secara negatif. Penyesuaian inflasi
terhadap harga pokok penjualan atau beban depresiasi dimaksudkan untuk
mengurangi besarnya laba untuk menghindari penilaian lebih laba bersih. Karena
pengaruh hubungan terbalik antara inflasi lokal dan nilai mata uang, perubahan
kurs valuta asing diantara laporan keuangan yang berurutan yang umumnya
disebabkan oleh inflasi menyebabkan timbulnya sebagian pengaruh inflasi
terhadap hasil operasi perusahaan. Untuk menghindari proses penyesuaian
terhadap pengaruh inflasi sebanyak dua kali, penyesuaian inflasi harus memperhitungkan
kerugian translasi yang sudah tercemin dalam hasildari suatu perusahaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar