NAMA : RISKI ANTHI A.S
NPM : 22209039
KELAS : 4EB13
ENRON CORPORATION
Bangkrutnya
Enron Corporation, perusahaan grosir energi terbesar di Amerika serikat,
melambangkan jatuhnya perusahaan terbesar dalam sejarah Amerika. Walau pun baru
saja didaftarkan sebagai No.7 di Fortune 500 dengan kapasitas pasar sebesar US$
75 trilyun, robohnya Enron adalah cepat. Jatuhnya dimulai pada Oktober 2001
saat pejabat-pejabat Enron melaporkan kerugian tiga bulanan yang diguga
misterius dan tersembunyi terkait dengan orang dalam perusahaan itu. Kemudian
pada November 2001, pejabat perusahaan dipaksa untuk mengakui bahwa mereka
telah memanipulasi pendapatan hampir US$ 600 juta dalam pendapatan saat tahun
1997 yang lalu, yang mmebutuhkan pelaporan utang laporan keuangan yang telah diaudit selama empat tahun. Dan pada akhir 2001,
perusahaan ini bangkrut. Enron, yang didirikan tahun 1995 dari merger-nya dua
jalur pipa gas, adalah peloporan dalam perdagangan gas alam dan listrik dalam
pasar utilitas yang baru deregulasi. Pada tahun-tahun awalnya, Enron
menghasilkan uang dari aset berat seperti pipa. Namun, pada akhir tahun
1990-an, 80% pendapatan Enron datang dari bisnis yang lebih tidak jelas yang
dikenal sebagai “grosir operasional dan pelayanan energi.’ Enron telah
membangun pasar baru, seperti perdagangan sekuritas cuaca, dan yakin bahwa ia
bisa menangani perdagangan hampir atas segalanya, termasuk electron dan mengiklankan
ruang angkasa. Pada awal tahun 2001, spekulasi tentang transaksi bisnis Enron
mulai muncul ke permukaan. Seorang banker investasi yang terkenal secara umum
menyatakan bahwa tidak seorang pun bisa menjelaskan bagaimana Enron sebenarnya
mendapatkan uang. Tambahan lagi, ia menunjuk pada ucapan yang ganjil dan samar
dari dokumen Enron tentang transaksi yang telah dilakukan oleh Enron dan
“Entitas” lain dengan “pihak terkait” yang dijalankan oleh “pejabat senior
Enron”. Namun, penyikapan ini sulit dipahami. Bangkrutnya raksasa bisnis energi
ini amat menghebohkan tidak saja bagi Amerika tetapi juga bagi percaturan
bisnis global. Kebangkrutan Enron bukan hanya sebuah kegagalan bisnis,
melainkan sebuah skandal yang multidimensional yang melibatkan pimpinan terkemuka
di Amerika Serikat. Beberapa fakta dramatis yang menyertai kebangkrutannya,
antara lain Perusahaan beromzet US$ 100 miliar tiba-tiba saja bangkrut dan
harus menaggung rugi tak kuran dari US$ 50 miliar. Dibandingkan dengan harga
saham Enron pada bulan Agustus 2000 yang masih berharga US$ 90 per lembar,
jatuh hingga tidak lebih dari US$ 45 sen. Artinya harga saham Enron terjungkal
hingga tinggal seperduaratusnya. Simpanan dana pensiun $ 1 miliar milik 7.500
karyawan amblas karena manajemen Enron menanamkan dana tabungan karyawan untuk
membeli sahamnya sendiri. Pelaku pasar modal kehilangan US$ 32 miliar.
Inilah
sebuah rekor kebangkrutan bisnis terburuk di Amerika Serikat sepanjang sejarah.
Ironisnya tragedi ini justru terjadi di Negara yang otoritas pasar modalnya
sangat ketat menerapkan standar transparasi
dan pembeberan (disclosure) bagi
perusahaan publik. Beberapa kontroversi yang mengiringi proses penyilidikan
sebab-sebab kebangkrutan Enron, antara lain Manajemen Enron diketahui telah
melakukan praktek window dressing, memanipulasi
angka-angka laporan keuangan agar tampak menarik di mata investor dan dianggap
memiliki kinerja yang baik. Tak kepalang tanggung, manajemen Enron telah
menggelembungkan (mark up)
pendapatannya sebesar US$ 600 juta, dan telah menyembunyikan utangnya sebesar US$ 1,2 miliar dengan teknik
off-balance sheet, melakukan mark up pada pendapatan dan menyembunyikan
utangnya senilai itu tentu tidak bisa dilakukan oleh sembarangan orang.
Diperlukan keahlian “akrobatik” yang tinggi dari para professional yang bekerja
pada atau disewa oleh Enron untuk menyulap angka-angka. Auditor Enron,
KAP Arthur Andersen kantor Huston (Kantor Akuntan Publik kelas dunia),
dipersalahkan karena ikut membantu proses rekayasa keuangan tinkat tinggi itu,
sehingga manipulasi ini telah berlangsung selama bertahun-tahun. Banyak orang
bertanya-tanya bagaiman keruntuhan demikian bisa tidak terdeteksi setelah
sekian lama. Banyak yang menunjuk pada struktur bisnis yang luar biasa rumitnya
di Enron dan laporan keuangan mereka yang samar dan membingungkan. Mereka tidak
perlu berbohong, yang mereka lakukan adalah membius publik dengan kerumitan
berkala, menurut John Dingell, Anggota Kongres dari Michigan. Bahkan
orang-orang menduga orang yang menjalankan bisnis ini pun tidak mengerti konsep
bisnis mereka karena terlalu rumit. Karena praktek kotor yang berlangsung
selama bertahun-tahun inilah Sherron Watskin, salah satu eksekutif enron yang
tak tahan lagi terlibat dalam manipulasi itu mulai “berteriak” melaporkan
praktek yang tidak terpuji itu. Keberanian Watskin yang juga pernah bekerja di
Andersen inilah yang membuat semuanya menjadi jelas dan terbuka. Dalam praktek
manipulasi ini dapat dikatakan telah terjadi sebuah kolusi tingkat tinggi
antara majemen Enron, analis keuangan, para penasihat hukum, dan auditornya.
Komplikasi skandal ini bertambah, karena belakangan diketahui banyak sekali
pejabat tinggi gedung putih dan politisi di Senat Amerika serikat yang pernah
menerima kucuran dana politik perusahaan ini. 70 persen senator, baik dari
pihak Republik maupun partai Demokrat, pernah menerima data politik. Dalam
komite yang membidangi energi, 19 dari 23 anggota juga termasuk yang menerima
sumbangan dari perusahaan itu. Sementara itu, tercatat 35 pejabat penting
pemerintah George W.Bush merupakan pemegang saham Enron, yang telah lama
merupakan perusahaan publik. Dalam daftar perusahaan penyumbang dana politik,
Enron tercatat menempati peringkat ke-36, dan penyumbang peringkat ke-12 dalam
penggalangan dana kampanye Bush. Akibat pertalian semacam ini, banyak orang
curiga pemerintahan Bush dan politisi akan memberikan perlakuan istimewa, baik
dalam bisnis maupun dalam penyelamatan perusahaan namun pada akhirnya
perusahaan ini tetap bangkrut dan tinggal sejarah. Kontroversi lainnya dalam
kasus Enron adalah terbongkarnya juga kisah pemusnahan ribuan surat elektronik
dan dokumen lainnya yang berhubungan dengan audit Enron oleh petinggi di firma
audit Arthur Andersen.
http://id.wikipedia.org/wiki/Enron
PENDAPAT:
Dari
kasus tersebut bisa saya simpulkan bahwa praktik bisnis Enron berimplikasi
negatif bagi banyak pihak. Enron dan KAP Arthur Andersen sudah melanggar
kode etik yang seharusnya menjadi pedoman dalam melaksanakan tugasnya dan bukan
untuk dilanggar. Mungkin saja pelanggaran tersebut awalnya mendatangkan
keuntungan bagi Enron, tetapi akhirnya dapat menjatuhkan kredibilitas bahkan
menghancurkan Enron dan KAP Arthur Andersen. Dalam kasus ini, KAP yang
seharusnya bisa bersikap independen tidak dilakukan oleh KAP Arthur Andersen.
Karena perbuatan mereka inilah, kedua-duanya menuai kehancuran dimana Enron
bangkrut dengan meninggalkan hutang milyaran dolar sedangakn KAP Arthur
Andersen sendiri kehilangan keindependensiannya dan kepercayaan dari masyarakat
terhadap KAP tersebut, juga berdampak pada karyawan yang bekerja di KAP Arthur
Andersen dimana mereka menjadi sulit untuk mendapatkan pekerjaan akibat kasus
ini. Manajemen Enron telah bertindak secara rasional untuk kepentingan dirinya
(self interest oriented) dengan melupakan norma dan etika bisnis yang sehat. Salah
satu langkah kongkret yang sudah diambil oleh otoritas pasar modal adalah
keharusan bagi perusahaan publik untuk membentuk Komite Audit. Sebagai komite
yang membantu fungsi pengamat komisaris, Komite Audit memiliki fungsi dalam
hal-hal yang terkait dengan proses dan peran audit bagi perusahaan terutama
dalam pelaporan hasil audit keuangan perusahaan yang dipaparkan untuk publik. Membangun
komite audit yang efektif tidak boleh terlepas dari penerapan prinsip Corporate Governance secara
keseluruhan di suatu perusahaan dimana Independency,
Transparency and Disclosure,
Accountability dan Responsibility, serta Fairness menjadi landasan utama alat
kelola perusahaan. Selain itu komite audit harus komunikatif terutama dengan
auditor eksternal, sehingga mereka memiliki jalur cepat dalam mengkomunikasikan
hal-hal yagn signifikan perlu diketahui oleh komite audit, terutama dalam
hal-hal terjadinya penyimpangan yang kritis di perusahaan.