Sabtu, 06 Oktober 2012

Pendahuluan Etika Sebagai Tinjauan



Nama   : Riski Anthi A.S
NPM   : 22209039
Kelas   : 4 EB 13

Pendahuluan Etika Sebagai Tinjauan

Etika sebagai ilmu merupakan bagian dari filsafat aksiologi yang mempelajari baik-buruk, benar dan salah, pantas atau tidak pantas di dalam kehidupan manusia dalam lingkungannya. Etika berasal dari bahasa Yunani kuno “ethos” yang berarti adat kebiasaan yang dalam perkembangan selanjutnya, arti etik menjadi adat kebiasaan yang baik atau yang seharusnya, sepantasnya dilakukan. Kata yang erat kaitannya dengan kata etik adalah kata moral, yang berasal dari bahasa Latin “mos” (tunggal) atau “mores” (jamak) yang juga berarti adat kebiasaan yang baik. Sebenarnya moral dan etik adalah sama, tetapi di dalam penggunaan, moral lebih sering digunakan “untuk adat kebiasaan baik” yang mendasar dan universal, sedangkan etik lebih sering digunakan untuk “untuk adat kebiasaan baik” yang berlaku lebih khusus di dalam suatu kelompok atau masyarakat tertentu. Misalnya : moral bangsa Indonesia, moral Pancasila, moral mahasiswa Indonesia, dan etik kedokteran, etik jurnalistik, etik keperawatan, dan sebagainya. Etika mempelajari tata nilai yang mencari hubungan baik dan buruk. Kalau sesuatu tidak baik, maka disebut buruk. Sesuatu yang oleh golongan tertentu dianggap baik, belum tentu golongan yang lain menganggap hal tersebut juga baik. Dengan kata lain etika adalah pengetahuan yang mempelajari bagaimana manusia seharusnya bertindak yang baik, dengan ukuran baik yang berlaku umum.
Dalam peradaban sejarah manusia sejak abad keempat sebelum Masehi para pemikir telah mencoba menjabarkan berbagai corak landasan etika sebagai pedoman hidup bermasyarakat. Para pemikir itu telah mengidentifikasi sedikitnya terdapat ratusan macam ide agung (great ideas). Seluruh gagasan atau ide agung tersebut dapat diringkas menjadi enam prinsip yang merupakan landasan penting etika, yaitu keindahan, persamaan, kebaikan, keadilan, kebebasan dan kebenaran.
·         Prinsip Keindahan, berdasarkan prinsip ini manusia memperhatikan nilai-nilai keindahan dan ingin menampakkan sesuatu yang indah dalam perilakunya misalnya dalam berpakaian, penataan ruang, dan sebagainya sehingga membuatnya lebih bersemangat untuk bekerja.
·         Prinsip Persamaan, setiap manusia pada hakikatnya memiliki hak dan tanggung jawab yang sama, sehingga muncul tuntutan terhadap persamaan hak antara laki-laki dan perempuan, persamaan ras, serta persamaan dalam berbagai bidang lainnya.
·         Prinsip Kebaikan, prinsip ini mendasari perilaku individu untuk selalu berupaya berbuat kebaikan dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Prinsip ini biasanya berkenaan dengan nilai-nilai kemanusiaan seperti hormat- menghormati, kasih sayang, membantu orang lain, dan sebagainya
·         Prinsip  Keadilan, prinsip ini mendasari seseorang untuk bertindak adil dan proporsional serta tidak mengambil sesuatu yang menjadi hak orang lain.
·         Prinsip Kebebasan, dalam prinsip kehidupan dan hak asasi manusia, setiap manusia mempunyai hak untuk melakukan sesuatu sesuai dengan kehendaknya sendiri sepanjang tidak merugikan atau mengganggu hak-hak orang lain. Oleh karena itu, setiap kebebasan harus diikuti dengan tanggung jawab sehingga manusia tidak melakukan tindakan yang semena-mena kepada orang lain.
·         Prinsip Kebenaran, kebenaran biasanya digunakan dalam logika keilmuan yang muncul dari hasil pemikiran yang logis/rasional. Kebenaran harus dapat dibuktikan dan ditunjukkan agar kebenaran itu dapat diyakini oleh individu dan masyarakat.
Egoisme yaitu sikap (kelakuan) yang mementingkan diri sendiri atau menganggap diri sendiri lebih penting daripada orang lain. Egoisme adalah cara untuk mempertahankan dan meningkatkan pandangan yang menguntungkan bagi dirinya sendiri, dan umumnya memiliki pendapat untuk meningkatkan citra pribadi seseorang dan pentingnya - intelektual, fisik, sosial dan lainnya. Egois ini memiliki rasa yang luar biasa dari sentralitas dari 'Aku adalah':. Kualitas pribadi mereka Egotisme berarti menempatkan diri pada inti dunia seseorang tanpa kepedulian terhadap orang lain, termasuk yang dicintai atau dianggap sebagai "dekat," dalam lain hal kecuali yang ditetapkan oleh egois itu.


Sumber:
http://tanudjaja.dosen.narotama.ac.id/2012/02/06/pengertian-etika-moral-dan-etiket/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar